Kan hujan dan gelap?” tanya Mbak Marisa.“Nggak. Suaranya empuk dan meneduhkan.“Ya, rumah ini dulu rumah Pakde saya. Video bokep Aku meraba-raba sekeliling dan mencari lilin. Sejenak matanya menatapku. Lelaki itu melambai padaku ketika aku memperhatikannya. Tapi aku tahu kau menyukaiku. Mbak Marissa benar-benar seksi dengan dada terbuka dan bibir mereka dalam remang di tengah hujan malam ini.“Sentuh puting ini dengan lidahmu, Mirza. Ia mendekatkan wajahnya ke arahku..“Mirza, aku tahu aku lebih tua darimu. Kami pindah kemari tiga hari lalu.Kami mau melapor pindah,” kata lelaki itu sopan. Ia juga kadang menatapku sekilas, dan melempar senyum kecil, yang menurutku teramat hangat itu. Sungguh malam yang luar biasa. Eh, ayah dan ibumu lama ya perginya?” Tanya Mbak Marisa.“Sampai minggu depan!” jawabku.“Kesepian, dong?” celetuk Mbak Marissa.“Iya, gitu deh!” kataku, masih sedikit gugup.“Mbak gimana?”“Biasa aja. Aku menginginkannya, lebih dari yang kau impikan”. Boleh, kan?” Mbak Marissa menunduk, mencoba mensejajarkan wajahnya denga wajahku.Ini membuatku dengam mudah melihat kepundan di dantara dua gunung indah




















