Dia memasukkan hanya sebatas kepala “rudal” ke dalam mulutnya, dihisap, dilepas (hingga bunyi “plop”), dijilati kepalanya, dihisap lagi, begitu keras menjadi “siaga satu”, dimasukkan semuanya ke dalam mulut, dilakukan berulang-ulang. Bokep Takut dianya marah aku pindah memijat kaki sebelahnya tanpa merubah posisi dudukku, dan kuulangi lagi mengarah ke atas. Semua alasannya masuk akal, sehingga dengan berat hati aku menyetujuinya untuk kembali bekerja di kantor yang sama. Nggak apa-apa deh yang penting sudah masuk sasaran tembak. Kubalik badannya tanpa melepas “rudal”ku. Dia kembali masuk ke kamar untuk melanjutkan tidur tanpa mengunci kamar. Dia tidak menjawab tetapi mengeluarkan lenguhan nafas panjang, artinya dia nggak puas. “Ma, aku pingin, nih..” sambil mengusap paha bagian dalamnya, posisinya tidur telungkup. Setelah modal cukup aku coba lagi diusaha yang sama, hanya beda lokasi (mungkin hong sui yang dulu nggak bagus – pasar ada tetapi nggak aman). Selanjutnya kumasukkan kembali, kuangkat kakinya ke pundakku. Karena terhalang oleh tali surga alias tali bra, kucoba




















