Lalu pintuku diketok,“Permisi Mas”, ketoknya. Video bokep Yang pasti aku sudah malas membius-bius segala. Terus manggil dia,“Ne… kok tehnya rasanya aneh sih?”
“Masa sih Mas?” kata dia. Ine menangis lagi sambil berusaha teriak tapi apa daya mulutnya sudah kututup. “Aduh… Mas, sakit Mas…” rintihnya. Kuberikan uang yang lumayan banyak. Ah, lewat kemaluannya saja dech, peduli amat dia mau apa tidak. Dia terus meronta-ronta. Kubuka kedua pahanya dan belahan kemaluannya, begitu kudekati ingin menjilati.Tercium bau yang tidak kusuka, ah kupikir peduli amat, aku sudah nafsu sekali. Terus kubuka CD-ku. Ine menangis lagi sambil berusaha teriak tapi apa daya mulutnya sudah kututup. “Sekarang kamu umur berapa?” tanyaku lagi. Payudaranya terlihat begitu indah dengan puting yang kecoklatan baru akan tumbuh. “Jangan coba-coba teriak ya!” hardikku. Ya sudah aku merencanakan untuk memaksa dia saja (eh, kalau ini termasuk pemerkosaan tidak sih?).Pada suatu hari, ketika Ine sedang mandi.
