Pelir itu lumpuh tak bisa bekerja.Bagaimana Nita tidak harus melakukan Demonstrasi kepada Bahri. Akhhh………. Bokep Nafsunya mulai memburu. Hampir setiap malam ia terbayang lelaki ganteng yang bercambang, berkumis tipis dan berkaca mata hitam itu.Bahri mulai tersingkir dihatinya. perintah Fachdat pelan.Dengan degup degup jantung yang tak henti henti, Nita mengikuti perintah Facdat. Sehingga posisi itu mirip anjing yang hendak kawin.Tangan Nita langsung dijulurkannya kebelakang, pelan pelan ia menggenggam batang pelir Fachdat. Me- mang tidak sulit baginya, ia membuang air seninya itu dengan cara hanya menyingkap gaun tidurnya. Tetapi….. Hauf! Pacaran saja dia tidak mau nona. Kian bertambah pula rasa nikmat yang diterima Nita. Pikirannya kusut tak menentu, dan disamping itu, nonoknya terasa perih, begitu pula dengan duburnya. Keningnya berkerut.Mama mengusir….?!Tidak …..! Bagaimana sebaiknya? Dan kemudian lebih cepat karena orgasmus ia rasakan hampir mencapai titik klimaksnya.




















