Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sementara Adi menjilati pusarku. Bokep gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme. Di jalan, kami bertemu dengan Rio, Adi, dan Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang. “Lo berdua mau bantu, nggak? Vaginaku terasa basah, dan gatal. Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah. Yang bener aja, masa iya aku dan Stella harus masuk ke sana? Aku membalas ciu-man Feri sambil menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang ternyata sudah terl-epas dari pelindungnya. Stella nampak amat menikm-atinya, dan cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian. “Belum, ini baru mau.” Jawabku sekenanya, karena masih malas bergerak. Stella malah dengan santai tiduran telungkup di kasur mereka, aku risih banget melihatnya, tapi diam aja. Seolah mengetahuinya, Rio membuka celanaku sekaligus CDku sehingga aku langsung bugil. Stella langsung masuk, aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya. Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah.




















