“Enak Om, tapi dada rasanya panas.” Aku juga mereguk dari slokiku. Bokep “Cukup Om”, katanya. Seperti sebelumnya kududukkan dia di mobil lalu kulumat mulutnya. Ermita menghirup anggurnya. Kamar tidurku adalah kamar tidurmu juga, tempat tidurku adalah tempat tidurmu juga”, kataku dengan nada membujuk.“Gundik”, katanya tertawa sinis. Apakah tidak kamu gunakan pil itu?”“Pil itu tidak mempan Om. Jangan khawatir Ermita. Delapan puluh lembar seratus ribu dan lima puluh ribuan.“Oke Ermita, kuantar kamu pulang.”“Kenapa?”“Aku tidak punya uang tunai sepuluh juta sekarang. Tapi berilah dia kesempatan mengenyam pendidikan. Untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa perih kuganggu dia.“Kamu masih perawan sekarang Ermita?”, kugenjot dia dua kali lagi.“Ya tidak lagi dong”, dia mendesis dan mencubit lenganku. Pakaiannya saja kelihatan lusuh baik blus maupun roknya walau tidak kumal, barangkali karena terus-terusan dipakai tiap hari.




















