Bibir bawahnya digigit-gigitnya dengan giginya. Bokep “Ngg.. Pas aku nyampe di dapur aku terkesima. Pandanganku kualihkan ke lemari es. Obrolan kami nyambung. Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya. Rutukku lagi dalam hati. Yang melihat pasti hanya mengira kami sedang berjemur menikmati cahaya matahari di tepi kolam renang. Pandanganku kualihkan ke lemari es. “Gila! “Baru pulang Tom?” kata Willy menegurku. Aku terangsang hebat. Setelah bercerai, rumah kami yang megah jadi seperti rumah bordil aja deh. Masing-masing kami dibelikan Mama mobil sebagai alat transportasi. Selama ini kupikir kontolku sudah paling gede. Entah kenapa, kok aku rasakan aku kayaknya terangsang. Yang pasti sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Willy yang luar biasa itu. Aku bukan gay. Sekitar memeknya yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Menghentak-hentak. Kelihatannya si Mimi keenakan banget. “Ngg.. Aku baru pulang. Disana berdiri si Willy. Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku.
