Jadilah dia sedikit meronta, menangis, namun juga mendesah-desah tak karuan. Bokep “Aku ingin dada itu,” kataku membatin. Tepat saat itu juga Marta memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit, “Aahhh”. Ini semua membuat Marta mendesah lepas, tak tertahan lagi. Desahannya makin sulit ditutupi saat jari tengahku masuk untuk pertama kali ke dalam vaginanya. Separuh tubuhnya telah kutindih. Tangan kanannya masih dalam kondisi tercengkeram dan ditekan ke sofa, tangan kirinya hanya mampu menggapai-gapai wajahku tanpa bisa mengenainya, mulutnya tersekap. Aktivitas ini kulakukan sambil tetap menggoyang lembut pinggulku, membiarkan penisku merasai seluruh relung vagina Marta. Sambil aku bergoyang, aku mengulum pentil di payudaranya dengan lembut. Hah!”
“Astaga, Marta, kamu.. “Nyokap ke mana?” tanyaku lagi. Baju kaosnya yang tipis khas kaos rumah menampakkan tali-tali BH yang bisa kutebak berwarna putih. Marta terkulai di sofa, dan aku pun tidur telentang di karpet. Entah mengapa, tangan kananku tidak melepaskan tangan kirinya. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang.
>