Pak Hr kemudian kembali mengambil inisiatif. Bokep Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Hr sendiri. Winda, ayo masuk!”, sapa orang itu yang tak lain adalah pak Hr sendiri. Tubuh lelaki tua itu bergetar hebat di atas tubuhku. Ini terlihat dari gerakan tangannya yang kini bahkan terjulur ke atas meremas-remas payudaraku, tetapi tidak menyudahi perbuatannya. Namun rupanya lelaki tua itu tidak peduli, bahkan senang melihat aku dalam keadaan demikian. “Tidak pak, selamat siang!”
“Selamat siang!”.Dengan lemas aku beranjak keluar dari ruangan itu. Pak Hr hanya mampu terbengong mendengar jawabanku yang seenaknya itu.Aku sedang berjalan santai meninggalkan rumah pak Hr, ini pertemuanku yang ketiga dengan laki-laki itu demi menebus nilai ujianku yang selalu jeblok jika ujian dengan dia. Padahal aku sudah kewalahan dan telah sangat basah kuyup.“Paakk…, aakkhh…!”, aku mengerang keras, kakinya menjepit kepala Pak Hr melampiaskan derita birahiku, kujambak rambut Pak Hr keras-keras.




















