Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia..“Jhony, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Sex bokep Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku.“Mengapa?”Aku membisu. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Telapaknya menginjak kursi. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Jhony!”Ia menjadi liar. Dan di situlah hidungku mendarat. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.“Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.“Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya.




















