Ia selalu datang di pasar tempat aku berdagang tepat jam 05.45 dan selalu diantar oleh suaminya, kang Sarjo dengan mengendarai sepeda motor tuanya.Aku kenal dengan yu Darmi dan suaminya karena kebetulan suami yu Darmi berasal dari satu desa yang sama denganku yang kurang lebih sekitar 20 Km dari pasar tempatku berdagang. Ia sendirian tanpa disertai suaminya.”Waduh maaf mas…aku telat”
”Gak apa apa yu…(mbakyu)… Kok tumben tidak bareng kang Sarjo? Bokep Aku menjadi semakin kerap mengerem kendaraanku secara mendadak sehingga payudara yu Darmi semakin kerap menekan punggungku. Bahkan istriku pun sudah menganggap yu Darmi dan kang Sarjo sebagai bagian dari keluarga kami.Suatu hari menjelang tahun baru seperti biasa aku sudah mulai menata kiosku untuk memulai rutinitas berdagangku. “Lha …kan tadi yu Darmi sudah ijin sama istriku kalau hari ini mau pinjem suaminya….masak mau dimarahi…kan istriku sudah mengijinkan to..” aku semakin berani menggodanya.




















