Nyonya Wulandari menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua. Bokep “Terus, tujuannya mau kemana?” tanyanya lagi.“Cari kerja”, sahutku tetap polos. Sungguh aku tidak menyangka sama sekali Ternyata ijasah yang kubawa dan kampung hanya bisa dipakai untuk jadi pembantu. “Boleh saya lihat ” ujarku meminta ijin. Dan aku semakin tidak tahan dengan perlakuannya yang semakin liar dan brutal. Saya cuma menolong saja. Nyonya majikanku itu benar-benar sudah tidak mampu lebih lama lagi bertahan. Dan di rumah, menu makanankupun tidak sama dengan pembantu yang lainnya. Aku diberi sebuah kamar, lengkap dengan tempat tidur, lemari pakaian dan meja serta satu kursi. Aku tahu apa yang diinginkan Nyonya Wulandari. Baru seminggu saya datang dari kampung”, sahutku polos. Meskipun kondisi tubuhku dijaga, dan menu makanankupun terjamin gizinya, tapi batinku semakin tersiksa. Tidak ada satupun yang melirik apa lagi memperhatikan lamaran dan ijazahku. Tapi namanya di kampung, jarang orang yang punya motor. Sementara bekal yang kubawa dari kampung semakin menipis saja.
